Marie Curie – Wanita Pertama Peraih Nobel dan Penemu Teknologi Aplikasi Sinar-X

Biografi Marie Curie

Marie Curie – Wanita Pertama Peraih Nobel dan Penemu Teknologi Aplikasi Sinar-X
Marie Curie – Wanita Pertama Peraih Hadiah Nobel 
Nama : Marya Sklodowska
Masa Hidup : 7 November 1867 – 4 Juli 1934
Tempat Lahir : Wirsawa, Polandia
Tempat Wafat : Sallanches, Haute Savoie, Prancis
Kebangsaan : Polandia
Terkenal Sebagai : Pemenang hadiah Nobel berkat  penemuan Radium,pencipta teknologi aplikasi Sinar-x

Di tahun 80-an muncul sosok penemu hebat dari kalangan perempuan, dimana saat itu kebanyakan penemu dan peraih Nobel berasal dari kaum laki-laki. Penemuan Marie Curie yang berupa Radium dan teknologi aplikasi sinar-x sangat berjasa dalam revolusi bidang pengobatan. Berkat  penemuan Radium ini pula, Marie Curie menjadi wanita pertama peraih hadiah Nobel. Marie juga merupakan orang pertama yang meraih dua kali hadiah Nobel dalam dua kategori yang  berbeda.

Perjalanan Hidup Marie Curie

Marie lahir sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Semasa sekolah ia terkenal sebagai murid yang sangat pintar, bahkan pada tahun 1883 saat lulus dari sekolah menengah, ia mendapatkan medali emas sebagai bintang sekolah.

Marie hdup dikeluarga yang sangat menghargai dan mengedepankan pendidikan, namun di Polandia yang saat itu di dominasi kekeuasaan Rusia, tidak memperbolehkan wanita masuk ke Universitas. Marie yang sangat haus akan ilmu kemudian mengumpulkan uang sendiri dengan cara menjadi guru privat, ia juga bergabung dalam organisasi bebas yang disebut “Floating University” dengan sekelompok pemuda yang berusaha mengatur sendiri pendidikannya. Namun Marie tidak merasa puas dengan pola pendidikan yang ala kadarnya, karena sebenarnya ia sangat ingin terlibat dalam lingkungan intelektual dan riset yang lebih menantang, hal ini yang menjadi alasan Marie benar-benar ingin masuk Universitas.

Pada tahun 1891 Marie berangkat ke Paris untuk tinggal bersama saudara perempuannya, Broya yang sedang belajar ilmu kedokteran disana. Dari sinilah ia merubah nama Marya Sklodowska ke versi Pransis menjadi Marie, hingga berhasil masuk Universitas Sorbonne guna belajar matematika, kimia, dan fisika. Yang kemudian setelah lulus ia menjadi dosen perempuan pertama di Universitas tersebut.
Pada tahun 1894, Marie merasa memerlukan sebuah laboratorium untuk melakukan sebuah riset yang sangat diminatinya, yakni mengukur sifat-sifat maketik dari logam campuran baja. Atas daran teman-teman nya ia menemui Pierre Cuire dari fakultas fisika dan kimia guna mendapatkan loboratorium. Pertemuan dengan Pierre itulah yang selanjutnya menjadi babak yang sangat penting dalam hidup dan karirnya. Marie begitu terkesan dengan Pierre sejak pertama kali bertemu, ia menuturkan kesan pertamanya sebagai berikut: “ Ia begitu tampak muda dimata saya meskipun saat itu ia sudah berusia 35 tahun. Saya terkesan dengan kecermatan dan penampilannya yang sedikit sembrono dalam gerak-geriknya yang santai. Gaya bicaranya yang perlahan dan dalam, serta kesederhanaannya dan senyum nya mengesankan kedewasaan sekaligus kemudaan, serta menumbuhkan rasa percaya diri. Kami segera akrap begitu pembicaraan dimulai, dan topiknya tentang berbagai masalah ilmu pengetahuan yang dengan senang hati saya mintakan pendapatnya”.
Foto Marie Curie dan suaminya Pierre Curie
Foto Marie Curie dan suaminya Pierre Curie
Marie dan Pierre kemudian menikah pada musim panas 1895, dari sinilah awal kerjasama ilmiah yang luar biasa, yang ahirnya mmbawa mereka menekuni fenomena radio aktif yang pada saat itu  baru ditemukan. dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua orang  anak, yakni Irene dan Eve, yang mereka besarkan ditengah kesibukan ketat menjalani riset dan publikasi ilmiah yang terkadang berlangsung dalam tekanan mengingat  dukungan kalangan akademik Prancis pada awalnya sangat  terbatas.

Makalah-makalah ilmiah terus mengalir dari pasangan Curie tentang penemuan-penemuan mereka, bukan saja tentang elemen-elemen baru, namun uga tentang dampak radiasi terhadap sel. Salah satu temuan mereka yang sangat penting adalah bahwa sel kanker yang menjadi penyakit, lebih mudah hancur dari pada sel-sel yang masih sehat. Temuan ini menjadi dasar yang sangat penting bagi pengembangan metode pengobatan berbagai penyakit kanker pada tahun-tahun berikutnya, dan radio terapi sampai saat ini masih menjadi metode andalan dalam mengobati penyakit kanker.

Sejak penemuan tersebut pengakuan internasional pun mulai mengalir kepada mereka, dan pada bulan November 1903 Royal Society of London (Akademi Ilmu Pengetahuan Inggris) menganugrahkan Medali Davy kepada mereka. Pada bulan berikutnya mereka memenangkan hadiah Nobel untuk fisika atas penemuan mereka, bersama dengan Becquerel.

Kuduanya segera terkenal di Prancis dan manca Negara, sehingga Pierre kemudian mendapatkan jabatan terhormat sebagai Direktur Riset dan Guru Besar Fisika di Universitas Paris, suatu jabatan yang diciptakan kusus untuknya. Lalu dua tahun kemudian setelah anak kedua mereka Eve lahir, Pierre juga terpilih sebagai anggota Akademi Ilmuan Pengetahuan Prancis yang sangat bergengsi, dan pada tanggal 6 Juni tahun 1905 ia menyampaikan pidato sambutan yang dibuatnya bersama Marie di Stockholm atas kemenagan mereka dalam meraih hadiah Nobel.

Pada tahun 1906  Pierre tewas akibat tertabrak kereta kuda yang penuh dengan muatan. Marie kemudian ditawari untuk menggantikan posisi Pierre sebagai guru besar fisika, dan ia merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut. Pada tahun 1908 Marie memberikan kuliah pertama tentang radioaktivitas, yang  saat itu merupakan satu-satunya di dunia. Ia juga sibuk mengedit naskah tentang karya nya dan suami, yang ahirnya terbit dalam Traite’ de Radioactivite’ pada tahun 1910.

Sepeninggal suaminya Merie terus melakukan penelitian tenatang radioaktif, dan pada tahun 1911 ia mendapatkan hadiah Nobel untuk kedua kalinya dalam bidang kimia. Nobel tersebut diperolehnya sendiri atas karyanya mengisolasi radium dan mempelajari sifat-sifat kimiawinya.
Foto Marie Curie dengan kedua anaknya Irene (kiri foto) dan Eve (kanan foto)
Foto Marie Curie dengan kedua anaknya Irene (kiri foto) dan Eve (kanan foto) 

Pada tahun 1914 ia ikut mendirikan Institut Radium di Paris, dan menjadi direktur yang pertama. Ia menyadari bahwa sinar-X mampu membantu memperlihatkan benda-benda asing dalan tubuh manusia dan memudahkan pembedahan. Oleh karena itu pada masa perang dunia pertama ia membua dan mengirimkan sejumlah mobil ambulans yang kusus dilengkapi dengan peralatan sinar-X yang diberi nama “Curie kecil”. Marie bahkan pernah mengemudikan sendiri mobil tersebut kemedan perang, ia bahakan menjual hadiah Nobel milik nya dan milik almarhum suaminya untuk mendapat dana tambahan guna membantu perang.

Marie adalah sosok yang pendiam, terhormat, dan tidak pernah berperasangka buruk kepada orang lain, ia orang yang kikuk kalau diwawancarai, dan enggan berpidato. Namun ketika berkunjung ke Amerika pada tahun 1921, ia bersedia berpidato disejumlah pertemuan dimana ia disambut meriah. Selama kunjungan itu, Presiden AS Warren Harding, atas nama kaum perempuan Amerika Serikat menghadiahkan satu gram radium yang nilainya bagi Marie seratus ribu lebih mahal dari pada emas, untuk institute yang dipimpinnya.

Marie tak pernah kehilangan terhadap dunia ilmiah dan memiliki hasrat tinggi utuk terus mengungkap rahasia-rahasia yang ada di dunia. Pada tahun 1933, ia membela kemajuan ilmiah terhadap berbagai kritik yang mencemaskan bahwa temuan seperti itu akan menghancurkan kemanusiaan. Ia Menyatakan
 “Saya termasuk yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan itu sangat indah. Seorang ilmuan dilaboratoriumnya buka sekedar sebagai teknisi, ia juga seorang anak yang tengah bermain dengan fenomena alamiah yang menarik minatnya, bagaikan sebuah dongeng”            

Kumpulan Fakta Tentang Marie Curie

  • Anak perempuan tertua Marie, Irene Joliot-Curie, juga menjadi ahli fisika, dan pada tahun 1935 aia dan suaminya memenangkan hadiah Nobel untuk kimia atas karya mereka mensintesisasikan elemen-elemen baru kimia.
  • Pada tahun 1995 sisa jebazah Marie dan Pierre Curie dipindah ke Pantheon di Prancis, di makan kusus bagi para pahlawan Prancis.
  • Wajah Marie muncul di berbagai mata uang logam dan kertas Prancis selama bertahun-tahun
  • Elemen 96 (Cm, Curium) dinamakan demikian guna menghormati Marie dan Pierre Curie  
Pada tanggal 4 Juli 1934, dalam usia 67 tahun, Marie Curie wafat akibat penyakit leukemia, mungkin akibat ia terlalu serig terkena paparan radioaktif tingkat tinggi selama menekuni risetnya. Setelah kematian nya, Institute Radium Paris diubah namanya menjadi Institut Curie guna menghormatinya. Albert Einstein pernah mengatakan “Marie Curie adalah pribadi yang istimewa, satu-satunya yang tidak goyah oleh ketenarannya sendiri” 
loading...

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Marie Curie – Wanita Pertama Peraih Nobel dan Penemu Teknologi Aplikasi Sinar-X"

Posting Komentar