Eleanor Roosevelt – Ibu Negara dan Penganjur HAM di Dunia

Eleanor Roosevelt – Ibu Negara dan Penganjur HAM di Dunia
Eleanor Roosevelt

Eleanor Roosevelt, merupakan istri dari Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt, dikenal sebagai penasehat politik utama dari Presiden D. Roosevelt, dan merupakan aktivis hak-hak asasi. Ketika menjabat sebagai ketua Komisi HAM PBB, ia menyusun rancangan Deklarasi Hak-Hak Manusia. Atas jasa-jasanya dan peranannya, Presiden Harry S. Tauman menyebutnya sebagai “Ibu Negara Dunia“. Komentarnya yang begitu terkenal ialah :
Sepanjang waktu, dari hari ke hari, kita harus terus berjuang bagi kebebasan beragama, kebebasan berbicara, dan kebebasan dari berbagai kebutuhan. Semua hal ini sama pentingnya di masa perang maupun di masa damai
Berikut ini adalah biografi dan perjalanan hidup dari Eleanor Roosevelt seorang Ibu Negara dan penganjur HAM di AS dan di seluruh dunia.

Biografi Eleanor Roosevelt

Nama : Anna Eleanor Roosevelt
Masa Hidup : 11 Oktober 1884 – 7 November 1962
Tempat Lahir : New York
Tempat Wafat : New York
Kebangsaan : Amerika
Terkenal Sebagai : Ibu Negara dan penganjur HAM di AS dan seluruh dunia

Perjalanan Hidup Eleanor Roosevelt

Anna Eleanor Roosevelt adalah putri sulung dari Elliott Roosevelt, dan adik kandung dari Theodore Roosevelt yang merupakan tokoh partai Republik dan Presiden ke-26 AS. Di masa kanak-kanak Eleanor agak terkucil, karana parasnya biasa saja dan kurang mahir bertata karma. Ia juga merupakan anak yang pemalu dan tertutup.

Semasa kecil Eleanor dan kedua adik laki-lakinya Elliott dan Hall tinggal bersama kakek dan nenek mereka dari pihak ibu, setelah kematian ibu mereka akibat penyakit difteri tahun 1892, dan pada tahun yang sama sang ayah Elliott Roosevelt masuk rumasakit jiwa sebelum tewas dua tahun kemudian akibat kecanduan minuman keras.

Eleanor kemudian di kirim oleh sang nenek ke Allenswood Scholl di Inggris, yang memberikan banyak pengalaman berharga baginya. Di sekolah ini Eleanor bertemu dengan Madame Marie Souvestre,  seorang guru perempuan yang berfikiran maju, yang membantu Eleanor untuk lebih percaya diri. Setelah lulus sekolah Eleanor mendampingi Madame Marie berkeliling eropa, dari sinilah ia mendapat banyak pengalaman dan ia melihat bahwa hidup seorang perempuan yang bisa mandiri sangat nyaman.

Setelah tinggal di Eropa selama tiga tahun, Eleanor kembali ke New York dan memulai kiprahnya sebgai aktivis social. Ia tergabung dalam berbgai organisasi sukarela yang ditopang oleh dirinya dan para perempuan kelas atas, yakni National Consumer’s League dan Junior League of New York, dimana ia mengajar senam ringan dan dansa kepada kaum imigran.

Eleanor yang semula enggan terjun di dunia politik, justru harus belajar tentang kehidupan politik setelah sang suami, Franklin D. Roosevelt yang masih terhitung sepupu jauhnya mulai terjun kedunia politik pada tahun 1910 dengan mencalonkan diri sebagai wakil ketua partai Demokrat untuk merebut satu kursi di Senat Negara bagian New York. Pada tahun 1913 Franklin kemudian diangkat menjadi Asisten Sekertaris Jendral Angkatan Laut.

Pada tahun 1918 ia mendapati bahwa suaminya berselingkuh dengan Lucy Mercer, sekertaris sosial Eleanor. Namun pasangan itu tidak bercerai, hal ini justru mendorong Eleanor untuk lebih mandiri, dan keduanya kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Eleanor kian aktif dalam kampanye untuk mengatasi beraneka permasalahan social yang sudah lama ia geluti. Ia rajin berkampanye tentang penghapusan buruh anak-anak, penetapan standar upah minimum, dan memperjuangkan undang-undang yang lebih melindungi keselamatan pekerja. Pada tahun 1919, ia mengunjungi para Veteran Perang Dunia Pertama di Rumah Sakit St. Elizabeth, dan mendaftar sebagai sukarelawan pada kongres internasional untuk perempuan pekerja di Washington.

Pada tahun 1920 Eleanor mendukung kampanye Franklin sebagai calon wakil presiden, karena suaminya terserang kelumpuhan kaki akibat penyakit polio. Eleanor justru semakin aktif di bidang politik, ia berkeliling wilayah AS guna melaksanakan misi membantu suaminya dalam pencalonan wakil presiden. Ia juga aktif berkiprah di devisi perempuan pada Komite Partai Demokrat Negara.

Pada tahun 1925 Eleanor mendirikan pabrik mebel Val-Kil, bersama Marion Dickerman dan Nancy Cook, di kawasan industry Hyde Park di kota New York dimana keluaga Roosevelt bermukim. Pada tahun 1928 ketika Franklin terpilih sebagai Gubernur New York, Eleanor terpilh sebgai direktur Biro Kegiatan Perempuan  dibawah Komite Nasional Partai Demokrat.

Kemudian pada tahun 1932 Franklin berhasil terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat. Sepanjang masa kampanye, Eleanor giat membantu suami dan para penasehatnya, pada masa ini kegiatan social Eleanor mulai mengundang perhatian pers. Setelah menjadi ibu Negara Eleanor tetap aktif dalam kegiatan social, bahkan memanfaatkan setatusnya sebagai ibu Negara guna menopang kegiatan sosialnya. Ia rajin mengadakan jamuan resmi dan berkeliling Negara memberi ceramah dan melakukan siaran radio, serta tetap rajin menulis kolomnya di surat kabar.

Pandangan anti rasis Eleanor sudah di ketahui banyak orang, ketika penyanyi opera yang berkuit hitam Marian Anderson tidak di izinkan menyanyi di Constitution Hall di Washington pada tahun 1939, hanya karena warna kulitnya, Eleanor mengatur pertunjukan alternatif di tangga monument Lincoln Memorial. Pertunjukan itu disaksikan oleh 70.000 orang, dan disiarkan keseluruh Negara melaui radio. Eleanor juga melobi suaminya sendiri untuk menandatangani sejumlah aturan baru yang melarang diskriminasi terhadap kaum kulit hitam. Eleanor juga menentang hukum internmen (pengecualian dalam kamp-kamp tahanan) bagi warga Amerika keturunan Jepang, selama berlangsung Perang Dunia Kedua. Dukungan Eleanor terhadap persamaan ras membuat warga Amerika keturunan Afrika memberikan suara mereka kepada Franklin.

Eleanor juga memperjuangkan persamaan hak untuk kaum perempuan, dan ia adalah istri presiden pertama yang mengadakan konfrensi pers khusus untuk jurnalis perempuan. Eleanor tahu dengan cara demikian maka setiap media harus merekrut perempuan sebagai reporter senior agar dapat mengikuti konferensi persnya. Ia menghimbu para perempuan untuk tidak menikah diusia muda, nam menyarankan mereka untuk memperoleh ketrampilan agar dapat bekerja. Eleanor juga berjasa mendesak pemerintah untuk menyisihkan anggaran guna membangun berbagai pusat perawatan anak.

Franklin D. Roosevelt dan Elenoar Roosevelt
Franklin D. Roosevelt dan Elenoar Roosevelt
Setelah Franklin wafat pada tahun 1945, Eleanor tetap menjadi figure publik yang setiap pendapatnya selalu didengar. Pada tahun 1945 ia bahkan terpilih sebagai ketua komisi HAM PBB yang saat itu baru terbentuk, ia mulai aktif merancang Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Ia juga membentuk klompok penekan Americans for Democratic Action yang berfokus pada masalah refomasi social, dan membendung pegaruh Rusia dan mencegah meluasnya perang dingin. Pada tahun 1948 deklarasi HAM Internasional yang dirancangnya disahkan oleh PBB yang kini sudah diratifikasi hamper sekuruh Negara di dunia sebagai bukti komitmen mereka guna melindungi HAM.

Pada tahun 1952 Eleanor mngundurkan diri dari PBB, guna mendukung kampanye Adlai Stevens sebagai calon presiden. Ia berkujung ke Uni Soviet pada tahun 1957 sebagai koresponden The New York Post, dan pada tahun 1958 berpidato dalam sebuah lokakarya hak-hak sipil di Tennessee, meskipun ia mendapatkan ancaman dari kelompok rasis yang sering menebar terror Ku Klux Klan.

Pada tahun 1961, presiden John. F Kennedy mengangkat kembali Eleanor sebagai wakil AS di PBB guna mengetuai Komisi Status Perempuan. Ditahun terahirnya ia masih memimpin Commission of Inquiry into the Administration of Justice in the Freedom Struggle. Yang memantau kemajuan gerakan hak-hak sipil. Eleanor wafat akibat tuberculosis pada tahun 1962.

Kumpulan Fakta Mengenai Eleanor Roosevelt

  • Eleanor adalah seorang pemanah yang mahir, dan ia adalah salah satu perempuna pertama yang ikut ambil bagian dalam kegiatan berburu menggunakan panah
  • Sebelas angket pendapat Gallup menyatakan bahwa Eleanor merupakan wanita yang paling dikagumi di dunia. Namun anak-anaknya sendiri mengeluh karena kurangnya perhatian dari ibu mereka yang kelewat sibuk berurusan dengan orang-orang asing, hal ini membawa masalah serius dalam kehidupan mereka setelah dewasa
  • Eleanor menulis kolom berjudul “May Day” (hariku) enam hari dalam seminggu, sejak tahun 1935 hingga kematian nya 1962, ia hanya mangkir selama enam hari ketika suaminya meninggal
  • Setelah kematian Eleanor, putranya yang bernama Elliott, menulis seri kisah tentang detektif yang sangat laris. Tokoh detektif dalam kisah tersebut adalah ibunya sendiri, sang ibu Negara yang gemar membantu polisi dalam memecahkan berbagai kasus criminal
Dengan berbagai prestasinya Eleanor Roosevelt akan terus dikenang sebagai tokoh yang luar biasa pengaruhnya bagi dunia. Ia juga merupakan Ibu Negara Amerika terlama. Ia kan terus di kenang sebagai pejuang kemanusiaan internasional dan tokoh gigih yang mampu mewujudkan gagasan menjadi tindakan.

loading...

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Eleanor Roosevelt – Ibu Negara dan Penganjur HAM di Dunia"

Posting Komentar